Sejak Klopp Datang, Liverpool Memang Langsung Kerja Keras Latih Gegenpressing
Getty Images Sport/Alex Livesey
Liverpool - Sejak datangnya Juergen Klopp, penampilan Liverpool dinilai sudah meningkat. Ini tak terlepas dari usaha keras 'Si Merah' yang langsung mempelajari gegenpressing mulai hari pertama Klopp tiba.
Liverpool memang masih tertahan di posisi sembilan klasemen Premier League saat ini dengan nilai 20 dari 13 pekan. Mereka tertinggal enam poin dari Arsenal di posisi empat yang merupakan batas zona Liga Champions.
Tapi performa mereka dinilai sudah mulai berkembang, selepas perginya Brendan Rodgers. Bersama Klopp, Liverpool sudah melakoni delapan laga di berbagai ajang. Mereka memetik empat kemenangan tiga hasil imbang, dan satu kekalahan.
Salah satu yang mendapatkan perhatian besar adalah kala mereka berhasil menaklukkan Chelsea dan Manchester City di laga tandang. Chelsea dipukul 3-1 sementara City dihantam 4-1.
Hasil-hasil atas rival besar ini dianggap sebagai salah satu tanda positif gaya gegenpressing yang diterapkan Klopp di Liverpool. Sejak kedatangannya, Simon Mignolet mengakui gaya bermain itu sudah jadi fokus latihan tim.
Di laga melawan City akhir pekan kemarin misalnya, Liverpool dinilai menunjukkan kagarangan pressing dan kegigihan mereka merebut bola. Statistik mencatat mereka punya 32 tekel sukses, dua kali lipat dari milik City. Pressing pula yang membuat City tercatat 19 kali kehilangan bola, berbanding 10 dari Liverpool.
Gol pertama Liverpool yang merupakan gol bunuh diri Eliaquim Mangala menunjukkan secara jelas buah tekanan yang mereka lakukan ke City. Mulanya Philippe Coutinho memenangi bola dari kaki Bacary Sagna di sisi kiri, lalu mengoper ke Roberto Firmino. Firmino lantas mencoba melepaskan umpan silang, yang diantisipasi dengan kurang baik oleh Mangala sehingga justru membelokkan bola ke dalam gawang.
"Itu adalah sesuatu yang memang harus dikerjakan. Sejak hari pertama dia tiba, ini adalah sesuatu yang telah benar-benar kami kerjakan dengan keras," kata Mignolet kepada BBC.
"Memastikan bahwa saat kami kehilangan bola, kami menekan lawan jauh sampai ke area mereka dan mendapatkan kembali bola secepat mungkin. Rasanya itu adalah sesuatu yang kami lakukan di Manchester City."
"Kami tidak memberikan mereka sebuah kesempatan untuk mengontrol permainan atau menampilkan permainan mereka sendiri. Kami sendiri yang memasang temponya," tandasnya seperti dikutip Standard.
Liverpool memang masih tertahan di posisi sembilan klasemen Premier League saat ini dengan nilai 20 dari 13 pekan. Mereka tertinggal enam poin dari Arsenal di posisi empat yang merupakan batas zona Liga Champions.
Tapi performa mereka dinilai sudah mulai berkembang, selepas perginya Brendan Rodgers. Bersama Klopp, Liverpool sudah melakoni delapan laga di berbagai ajang. Mereka memetik empat kemenangan tiga hasil imbang, dan satu kekalahan.
Salah satu yang mendapatkan perhatian besar adalah kala mereka berhasil menaklukkan Chelsea dan Manchester City di laga tandang. Chelsea dipukul 3-1 sementara City dihantam 4-1.
Hasil-hasil atas rival besar ini dianggap sebagai salah satu tanda positif gaya gegenpressing yang diterapkan Klopp di Liverpool. Sejak kedatangannya, Simon Mignolet mengakui gaya bermain itu sudah jadi fokus latihan tim.
Di laga melawan City akhir pekan kemarin misalnya, Liverpool dinilai menunjukkan kagarangan pressing dan kegigihan mereka merebut bola. Statistik mencatat mereka punya 32 tekel sukses, dua kali lipat dari milik City. Pressing pula yang membuat City tercatat 19 kali kehilangan bola, berbanding 10 dari Liverpool.
Gol pertama Liverpool yang merupakan gol bunuh diri Eliaquim Mangala menunjukkan secara jelas buah tekanan yang mereka lakukan ke City. Mulanya Philippe Coutinho memenangi bola dari kaki Bacary Sagna di sisi kiri, lalu mengoper ke Roberto Firmino. Firmino lantas mencoba melepaskan umpan silang, yang diantisipasi dengan kurang baik oleh Mangala sehingga justru membelokkan bola ke dalam gawang.
"Itu adalah sesuatu yang memang harus dikerjakan. Sejak hari pertama dia tiba, ini adalah sesuatu yang telah benar-benar kami kerjakan dengan keras," kata Mignolet kepada BBC.
"Memastikan bahwa saat kami kehilangan bola, kami menekan lawan jauh sampai ke area mereka dan mendapatkan kembali bola secepat mungkin. Rasanya itu adalah sesuatu yang kami lakukan di Manchester City."
"Kami tidak memberikan mereka sebuah kesempatan untuk mengontrol permainan atau menampilkan permainan mereka sendiri. Kami sendiri yang memasang temponya," tandasnya seperti dikutip Standard.